Perlukah Memutus Hubungan dengan Saudara yang Toxic?

 Psikolog Iswan Saputro membahas cara menyikapi saudara yang toxic, dampak negatif hubungan tersebut, dan apakah memutus hubungan adalah keputusan yang tepat.

Hubungan seseorang dengan anggota keluarganya dapat menjadi sangat harmonis atau bahkan tidak sama sekali. Bagi beberapa orang yang tidak harmonis, hubungan dengan saudara dapat berdampak pada kesehatan mental.

Tidak sedikit cerita konflik tentang hubungan saudara yang saling menjatuhkan dan bahkan merugikan ditemui. Pertanyaan apakah perlu dan baik untuk memutus hubungan dengan saudara pun menjadi sering muncul.

Psikolog Iswan Saputro akan membagikan bagaimana menyikapi saudara yang toxic, dampak negatif dari hubungan tersebut, dan apakah memutus hubungan adalah keputusan yang tepat.

Memahami Tanda-tanda Saudara yang Toxic

Perilaku toxic bagi beberapa orang berbeda, namun secara umum adalah perilaku orang lain yang merugikan dan membuat seseorang tidak nyaman. Saudara yang toxic dapat Kamu lihat dari lima tanda berikut:

1. Perilaku manipulatif

Perilaku manipulatif seperti memutar balikan fakta dan gaslighting untuk kepentingan pribadi adalah ciri yang perlu Kamu ketahui. Rasa bersalah yang Kamu rasakan seringkali dijadikan senjata untuk memanfaatkan atau memperdaya demi memenuhi kepentingan mereka.

2. Merendahkan atau kritik berlebihan

Alih-alih mendukung atau memotivasi, ciri saudara yang toxic adalah mudah merendahkan dan mengkritik sesuatu dalam diri Kamu secara berlebihan. Kelebihan dan kenyamanan yang Kamu rasakan dinilai sebagai suatu ancaman atau membuat mereka iri.

3. Konflik berkelanjutan

Hubungan dengan saudara yang toxic sering diwarnai dengan konflik yang terus-menerus dan tidak pernah terselesaikan. Mereka mungkin suka berdebat, memulai pertengkaran, atau menimbulkan drama yang tidak perlu.

4. Kurangnya empati

Saudara yang toxic sering kali tidak menunjukkan empati atau pengertian terhadap perasaan dan kebutuhan Kamu. Mereka cenderung fokus pada diri mereka sendiri dan mengabaikan perasaan orang lain.

5. Membuat kamu merasa bersalah

Saudara yang toxic sering membuat Kamu merasa bersalah atau bertanggung jawab atas masalah yang terjadi. Mereka mungkin memainkan peran sebagai korban (playing victim) untuk mendapatkan simpati atau kontrol.

Menghadapi Saudara yang Toxic


Butuh keberanian dan kesadaran untuk menghadapi saudara yang toxic. Lakukan hal di bawah ini untuk menjaga kesehatan mental Kamu:

1. Tetapkan batasan

Sampaikan dan tetapkan apa yang membuat Kamu tidak nyaman dan bagaimana Kamu ingin dihargai dalam keluarga. Konsisten dengan batasan dapat menjaga kesehatan mental.

2. Konfrontasi seperlunya

Tidak semua hal perlu Kamu pertanyakan atau konfrontasi. Berikan argumentasi seperlunya dan alihkan pada topik yang netral.

3. Mengambil jarak

Kurangi intensitas interaksi yang berpotensi konflik atau menghindari topik yang membuat Kamu merasa tidak nyaman.

4. Melatih manajemen emosi

Tekanan psikologis yang dirasakan perlu Kamu latih untuk dikelola dan ekspresikan emosi dengan sehat.

5. Komunikasi kepada orangtua

Sampaikan kondisi dan harapan Kamu tentang hubungan dengan saudara yang toxic untuk mendapatkan dukungan.

6. Mencari dukungan

Tidak mudah menghadapi tekanan dari saudara yang toxic sendiri. Kamu perlu memiliki support system diluar keluarga atau menghubungi profesional.

Kesehatan Mental & Hubungan dengan Saudara yang Toxic

Interaksi yang intens dengan saudara yang toxic dapat berdampak pada kesehatan mental dan kualitas hidup Kamu. Berikut dampak negatif yang dapat muncul dari hubungan saudara yang toxic:

1. Stres akut

Konflik yang tidak berkesudahan dapat memicu munculnya stres akut dan berdampak pada kesejahteraan psikologis.

2. Kecemasan

Kehadiran saudara yang toxic dapat membuat Kamu cemas atas perlakuan dan konsekuensi yang dapat muncul dari perilaku negatif mereka.

3. Menurunnya harga diri

Self-esteem Kamu dapat terdampak jika terus merasa tidak berdaya atau terjebak dalam hubungan dengan saudara yang toxic.

4. Menurunnya produktivitas

Perilaku negatif dari saudara akan mempengaruhi fokus dan motivasi Kamu dalam mewujudkan tujuan hidup.

5. Insecurity

Memiliki saudara yang toxic dapat membuat Kamu merasa malu dengan kondisi keluarga sendiri dan tidak percaya diri untuk membuka diri kepada orang lain.

6. Depresi

Gejala-gejala depresi dapat muncul ketika Kamu merasa konflik dengan saudara tidak dapat diatasi atau selalu pesimis dengan masa depan.

Manfaat Berdamai atau Tidak Berhubungan dengan Saudra Toxic

Tentu ada manfaat jika Kamu bisa berdamai atau tidak terhubung lagi dengan saudara yang toxic, seperti:

1. Kualitas hidup

Tidak tergantung dan kebebasan dalam menjalani hari dapat membantu Kamu memiliki kualitas hidup yang lebih baik.

2. Pengembangan diri

Kamu dapat fokus pada realisasi tujuan hidup dan aktivitas yang disukai tanpa harus merasa cemas atau takut atas pendapat saudara yang toxic.

3. Kepercayaan diri

Percaya diri dalam mengambil keputusan, menentukan tujuan hidup, dan menjalin hubungan interpersonal.

Pertimbangan untuk Memutus Hubungan


Sadari dampak yang muncul dari hubungan Kamu dengan saudara yang toxic. Empat hal berikut mungkin bisa dilakukan sebelum Kamu memutus hubungan dengan saudara yang toxic:

1. Mengancam keselamatan

Jika hubungan saudara ini sudah mengancam keselamatan jiwa dan kesehatan mental, maka Kamu dapat jadikan pertimbangan yang kuat untuk memutusnya.

2. Pola perilaku tidak berubah

Tidak adanya rasa bersalah, kesadaran, dan harapan kondisi atau perlakuan saudara yang toxic akan membaik bisa Kamu pertimbangkan untuk memutus hubungan.

3. Pendapat profesional

Konsultasikan dan evaluasi kondisi keluarga kepada profesional untuk mendapatkan sudut pandang yang objektif dan strategi penyelesaian masalah.

4. Libatkan orangtua

Sampaikan sejauh mana kondisi Kamu kepada orangtua dan bagaimana Kamu ingin menjalani hidup kedepan tanpa pengaruh saudara yang toxic.

Cara Memutus Hubungan Saudara yang Toxic

Jika Kamu sudah memiliki keyakinan yang kuat, lakukan cara berikut untuk memutus hubungan dengan saudara yang toxic:

1. Tegas dan komitmen

Sikap tegas untuk memutus hubungan yang toxic butuh komitmen kuat dengan diri sendiri. Hal ini termasuk juga dengan komitmen mampu menghadapi konsekuensi kedepan.

2. Komunikasikan dengan jelas

Utarakan apa yang Kamu rasakan selama ini dan alasan kuat untuk tidak lagi berhubungan dengan saudara yang toxic.

3. Memiliki sumber dukungan

Langkah besar yang Kamu ambil butuh dukungan psikologis yang kuat untuk menjaga kesehatan mental dan menghadapi dampak setelahnya.

4. Hormati pandangan orang lain

Tidak perlu menyibukkan diri untuk menjelaskan alasan utama, namun cukup hormati pandangan anggota keluarga atau orang lain atas keputusan yang Kamu ambil.

5. Kelola rasa bersalah

Rasa bersalah dapat menghantui keputusan yang Kamu ambil sehingga perlu dikelola dengan sehat agar tidak berdampak pada kesejahteraan psikologis.

6. Tenangkan diri

Jika Kamu butuh waktu sendiri untuk memproses masa lalu dan kondisi saat ini maka lakukanlah dengan bijak.

7. Bantuan profesional

Menghubungi profesional jika Kamu mengalami kesulitan adalah langkah yang bijak setelah mengambil keputusan besar.

Pada akhirnya Kamu memiliki hak penuh untuk menentukan sikap dalam mengambil keputusan. Memutus hubungan dengan saudara yang toxic adalah langkah besar yang perlu diikuti dengan sikap yang matang dan bijak.

Disisi lain, Kamu perlu menyadari dampak psikologis dan masa depan yang ingin diwujudkan tanpa pengaruh saudara yang toxic.

Dengan pendekatan yang bijak dan dukungan yang tepat, Kamu dapat menjaga kesehatan mental dan emosional dirimu, serta membangun kehidupan yang lebih sehat dan bahagia.

Ragu memutuskan hubungan dengan saudara yang toxic? Unduh aplikasi KlikDokter sekarang untuk mendapatkan saran ahli dan dukungan kesehatan mental yang Kamu butuhkan.

massamcrypto.com

angkaraja.ac.id

mediaseo.id

linkgame.ac.id

ziyamedika.id

mediabacklink.net

Posting Komentar untuk "Perlukah Memutus Hubungan dengan Saudara yang Toxic?"